Rabu, 10 Februari 2021

Rindu Manikam


Di suatu ruang

Di sudut qalbu puan!

Sengaja belatimu manikam

Ulasan lisan tiada beralasan

Mengusik rindu

Beragam pernyataan


   Tidak kah kau tahu puan!

Sukarnya menepis keinginan

Dalam kenyataan

Hakikat rindu

Saling merasakan

Saling berharap dan menginginkan

Satu sama lain


   Demi rindu jua puan!

Semua senandung bagai irama usang

Bahkan tiada arti

Karena semua lagu telah kau rangkum

Seperti aksara yang menghiasi

Di noktah keabadian

Dengan berbingkai kesetiaan

Menghiasi setiap celah kesadaran


   Kini rindu itu puan!

Terus saja menghantui

Mengintai di setiap gerak langkah

Di setiap ruang waktu

Di mana pun

Selalu manikam bagai belati usang

Meninggalkan kesakitan

Yang entah dimana ada penawarnya

Sketsa rindu


Dalam genangan hujan sesaat

Buram terlintas bayang mu

Kau berpijak di tepian rasa....

Menawan,  namun samar dan hilang


Riak menggila menerpa pantai jiwa

Bawa rindu ini larut dalam pikiran

Menjadi sebuah alunan irama kehidupan

Menyertai dalam setiap waktu yang berlalu


Ternyata hadirmu sebatas ilusi

Sukarnya dimaknai kemana arah mu

Terlalu banyak warna yang merupai

Sehingga tiada sentuhan yang pasti


Semu bagai asap yang menyerupai awan

Seketika lenyap terbawa suasana

Dan langit pun mulai mendung

Membawa kegelapan kerelung kesadaran....

Minggu, 31 Januari 2021

Takdir


Temaram senja samarkan wajah mu

Ketika hadirmu bersama kilau sang bayu

Meniti warna yang kian pudar dan sirna

Di hempas lara saat malam menjelma


Arti hadirmu seperti pelangi indah

Sungguh berarti walau akhirnya terpisah

Begitulah cara suatu kisah tercipta

Tiada siapa pun yang dapat mengira 


Sejauh mana langkah kan dilalui...

Sebanyak apa pilihan yang disuguhi

Semua itu takan pernah keliru

Sunnah dan takdir sebagai penentu


Namun bila kita satu rasa

Satu dalam pinta dan do'a

Semuanya kan menjadi nyata

Dirimu dan diriku kan bersama


Berdua kita merajut hari-hari

Hingga sampai kepenghujung nanti

Biarlah Tuhan saja yang tahu

Kalau lah jodoh kita kan bersatu

Hakikat cinta adalah hayal


Kau datang dan pergi seperti hujan ketika itu

Kau usik rasaku yang terpendam

Lalu asratku kau abaikan

Sungguh kehadiranmu tiada kuduga

Namun dengan berlalunya dirimu

Membuat lukaku semakin terasa...


Lukisan kasih yang telah terukir

Biarlah menjadi cerita yang menghiasi mimpi

Meskipun gelap bertemankan sepi

Ku percaya akhirnya mentari kan menerangi


Pergilah kasih pergilah jauh...

Hilangkan lah kisah yang pernah ada

Moga jalanmu lebih ter arah tanpa aku

Karena denganku mungkin kau tak bahagia


Dan kini kumengerti...

Tak semua cinta tulus dan suci

Sebab hakikat cinta adalah hayal

Dia indah buat dikenang

Tapi bukan untuk dimiliki

Selasa, 26 Januari 2021

Mimpi yang sirna

Telah berlalu sinarnya sang bayu

Tergores jingga saat mentari pulang

Hilanglah warna kemilau senja

Digilas malam yang semakin larut

Dan mimpi pun usai ceritanya.....


Ketika waktu tak mungkin lagi menunggu

Terlerai jua akhirnya rindu-rindu

Sukarnya melukis kasih yang samar

Di terpa angin bayangnya pun memudar


Semakin nyata rasanya kehilangan

Saat tersentak dari lamunan

Kehadiranmu yang sesaat itu

Membawaku dalam kegelisahan


Kiranya takdir adalah ketentuan

Kuharap kau diciptakan untukku

Nyata lah ini sebuah penantian

Dalam menggapai impian yang berlalu....

Air mata

Ilustrasi

 Dan sampai saat ini,

 Masih terlintas tetesan bening di matamu

 Ketika terakhir kali kau berlalu dari hadapanku

 Dengan berbagai upayaku untuk meyakinkanmu

 Bahwa aku takkan pernah mau berpisah denganmu

 Namun ternyata maafmu telah kau kubur bersama kekecewaan


 Kau, aku, kita semua makhluk yang rapuh

 Yang tak pernah luput dari kesalahan

 Tapi bagimu,

 Semua kekhilafan yang telah terjadi tiada kata maaf...


 Memang menyesal pun telah tiada guna

Karena bagaimanpun, ibarat piring yang telah pecah

Meski cara apapun untuk merekatnya agar kembali untuh sempurna, takkan pernah bisa


 Dan angin terlalu cepat menebar isu

 Membawa berita tentang kau yang telah terzolimi...

 Sehingga air matamu pun turut menghakimiku

 Bahkan memponisku


 Meski disini, aku masih tegak berdiri

Dengan raut yang datar dan seperti biasa

Namun, sebenarnya air mata ini pun telah terurai...

 Mengiringi ratap penyesalan yang tiada habisnya

Dan air mata ini juga, yang telah menyadarkan bahwa tak seharusnya aku masih menginginkanmu

Karena kebaikanmu telah ternodai oleh kesalahanku


 Pada waktu yang terus berlalu...

Moga setiap detiknya dirimu selalu dalam kebahagian

Dan setiap saat pula kenangan tentangmu kan kubingkai diruang mata,  sebagai teman di sisa hidupku.

Minggu, 24 Januari 2021

Bunga mimpi



Teruntuk mu yang jauh disana

Kucoba raba hadirmu di hayalku

Mungkin saja kita sama

Merasakan hal yang serupa


Sambut lah rindu.....

Yang ku kirim lewat semilir angin senja


Demikian juga,

Asa melebur bersama hening

Merasuk ke jiwa mengalir seirama nafas

Menjadi bunga mimpi mekar di ketika malam

Dan bayangmu seakan nyata

Menggoda

Meluruhkan bongkahan rindu yang gelora


Malam mungkin kan berlalu

Mimpi juga kan usai

Dan hari pun pasti berganti

Itu semua mengikuti denyut alunan waktu

Namun ada yang tak pernah hilang dan pergi...

Tentang mu

Ceritamu

Dan juga pesonamu

Telah begitu melekat di mata dan di qalbu

Bunga salju

Ketika cahaya rembulan redam

Tertutup awan di malam kelam

Di saat itu pesonamu hadir

Pada harapan yang telah sirna.....


Kehadiranmu bagai bunga salju

Bawa kesejukan hangatnya rindu

Kala hati semakin larut dan sepi

Ku ingin kau ada disini


Oh...  bulan bintang bisikanlah rindu

Pada dia yang selalu ku tunggu

Biarkanlah rindu-rindu menyapa

Mengisyaratkan suatu tentang cinta.....


Terjabar sudah yang selama ini terkunci

Setiap waktu membelenggu lidah dan hati

Ku harap dia kan memahami

Bahasa jiwa ungkapan hati....

Jumat, 22 Januari 2021

Sunset di Taman Eden


Ku...  jenuh bisikan rindu

Hanyalah buaian angin yang tiada rupa

Namun hadirmu tak jua nyata

Setiap kali ku damba

Bayangmu lenyap dalam gulita


Engkau kah dara itu....?

Yang meniupkan wangian surgawi

Sukarnya nak kuraih seri mu

Karena kau hanya bunga di mimpiku


Seandainya hadiranmu itu nyata

Ingin kulukis sunset di setiap senjamu

Agar kau selalu pulang kepangkuanku

Berdua kita nyanyikan syair-syair rindu

Tentang Adam dan hawa dan jannah-nya surga

Menanti rindu yang pulang


Dendang hati menuai rindu

Dimalam yang penuh syahdu

Semakin larut semakin kalut

Gundah menyapa tanpa kata


Memecah jua akhirnya

Tetesan embun yang semula utuh

Hingga kini kudiratapi

Suara resah desahan malam

Dari mula kumerentang kata

Dari hati ke hati....

Nyata kini lapuk dan terbiar

Di tinggal ditepi malam


Kiranya tentang mu

Terlukis di temaram senja

Mungkin petang kan damai

Menanti saat malam pulang


Dalam mimpi....

Bintang pun enggan hadir

Tergores gulita

Hati semakin redup

Hanyalah warna warna pilu

Menemani dikesunyian malam

Namun nyatanya

Rindu ini tak bisa ku ingkari

Aksara Rindu


Ku....  tertawan oleh bahasa rindu

Dalam fana yang hampa akan cinta

Kau suatu kemustahilan bagiku

Apa lagi untuk di pinta....


Biarlah rahsa ini bersemayam sepi

Bayangmu menjadi bantal mimpi

Agar waktu tak semakin membunuh

Dan berlalu malam yang kian jenuh


Bahasa cinta bahasa rasa

Kiasan tersirat aksara bermakna

Sekian lama penuh pengharapan

Menggapai kasih di kesunyian


Rindu ini kan tetap berlayar

Meski nanti terbiar dan terdampar

Karena tujuan adalah keabadian

Berlabuh kasih di dermaga impian

Rabu, 06 Januari 2021